Alergi olahraga, secara medis dikenal sebagai exercise-induced anaphylaxis (EIA), adalah kondisi langka di mana seseorang mengalami reaksi alergi berat saat atau setelah melakukan aktivitas fisik. Reaksi ini bisa ringan hingga berat dan dapat muncul meski olahraga yang dilakukan tidak terlalu berat. Dalam beberapa kasus, EIA dapat terjadi hanya jika olahraga dilakukan setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Gejala Alergi Olahraga
Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai
Gejala alergi olahraga biasanya muncul selama atau segera setelah latihan fisik. Gejalanya meliputi:
-
Kulit gatal, kemerahan, atau biduran (urtikaria)
-
Pembengkakan di wajah, lidah, atau tenggorokan
-
Gangguan pernapasan seperti sesak napas atau mengi
-
Kram perut, mual, muntah
-
Pusing hingga kehilangan kesadaran
-
Penurunan tekanan darah (syok anafilaksis)
Reaksi ini bisa menjadi kondisi gawat darurat dan memerlukan penanganan segera dengan epinefrin (adrenalin).
Penyebab Latihan-diinduksi Anafilaksis
Faktor Risiko dan Pemicu Umum
Penyebab pasti EIA belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor pemicu meliputi:
-
Konsumsi makanan tertentu sebelum berolahraga, seperti gandum, udang, kacang-kacangan, atau buah tertentu
-
Suhu ekstrem saat olahraga (sangat panas atau dingin)
-
Tingkat intensitas olahraga yang terlalu tinggi
-
Stres fisik atau emosional saat beraktivitas
-
Obat-obatan seperti NSAID dapat memperburuk kondisi
Bentuk paling umum adalah food-dependent exercise-induced anaphylaxis (FDEIA), di mana alergi hanya muncul jika makanan pemicu dikonsumsi sebelum olahraga.
Diagnosis Alergi Olahraga
Langkah Medis yang Diperlukan
Diagnosis EIA membutuhkan pendekatan hati-hati karena gejalanya mirip dengan jenis alergi lain. Pemeriksaan meliputi:
-
Riwayat medis lengkap
-
Tes kulit atau darah untuk mendeteksi alergi makanan
-
Tes provokasi olahraga di lingkungan medis terkendali
-
Pencatatan aktivitas dan makanan sebelum gejala muncul
Dokter alergi atau imunologi biasanya akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan diagnosis.
Cara Mengatasi dan Mencegah Alergi Olahraga
Strategi Pencegahan dan Penanganan
-
Hindari makanan pemicu 4–6 jam sebelum olahraga
-
Berolahraga dengan pendamping, terutama jika riwayat EIA pernah terjadi
-
Bawa autoinjektor epinefrin setiap saat
-
Lakukan pemanasan dan pendinginan secara perlahan untuk menyesuaikan tubuh
-
Konsultasikan olahraga yang aman dengan dokter
Jika reaksi terjadi, segera hentikan aktivitas, beristirahat, dan gunakan epinefrin bila perlu.
Alergi olahraga atau latihan-diinduksi anafilaksis merupakan kondisi serius namun bisa dikelola dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan. Mengenali pemicunya dan mempersiapkan diri dengan pengobatan darurat sangat penting untuk menjaga keselamatan selama aktivitas fisik. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasi ke dokter untuk diagnosis dan penanganan tepat.